Dua hari lamanya aku memendam rasa. Bagai ada sesuatu yang tidak kena. Ingatanku pada saudaraku nun jauh di Bumi Anbiya' membuat hati gundah gulana. Aku masih di sini. Masih tidak mampu melakukan apa-apa kecuali 'menembak' doa yang padu pada Yang Esa agar mereka tertolong. Sakit. Perit. Pedih hatiku melihat saudara seaqidahku diperlakukan sedemikian rupa. Argh! Dunia! Kau sudah tua! Sudah tenat! Manusia durjana kembali menjadi syaitan. Aku penat dengan sandiwara dunia. Aku letih dengan permainan manusia. Hampir saja aku futur. Tapi, Rabbi ku tidak izinkan aku untuk terus lemah dan kecewa! Wahyu-NYA berbicara!
''Ud'uuni astajiblakum!''
Mintalah apa saja!
Ingatanku terarah pada seorang hamba.
''Kita meminta. Allah memberi.''
Rabbi. Aku sempat lupa Kau Maha Pemurah.
Mujur saja ada yang mengingatkan aku tentang hakikat Al-Rahman -Mu.
Aku merenung ke dalam diri. Mencari 'As-Syahidah Hurun 'Ain.'
Aku menyelam ke dalam nafsi wa qalbi. Mencari 'Al-Mujahidah Hurun 'Ain.'
Tapi, dua-dua kaku membisu! Argh!
Bangkitlah. Bangkit demi Tuhanmu dan agamamu.
Ummah perlukanmu.
Sudahlah.
Bukan masanya untuk dirimu terus futur.
Hidup untuk Yang Maha Hidup.
''Dan ingatlah Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.''
(Adz-Dzariyat:56)
(Adz-Dzariyat:56)