Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.-(Az-Zumar;53)

Ahad, 23 Disember 2012

Jika Benar Cintakan DIA Dan Rasul-NYA, Apa buktinya?

Ya. Jika benar cintakan DIA dan Rasul-NYA, apa buktinya? Bibir sering mengungkapkan ''aku rindu pada Rasul-NYA, aku cintakan DIA" namun, dihati? Masih ada lagi rindu yang bertandang di hati? Masih sibuk memikirkan 'jodoh' yang tidak pasti? Oh. Bukan ingin menakutkan diri, namun ini hanya peringatan yang lahir dari hati. 'Jodoh' yang pasti kita 'kahwini' adalah KEMATIAN. Kita tahu mati itu pasti. Jodoh manusia? Pasti ke tidak? Namun, cinta Allah itu tidak pernah mengecewakan. Bukankah DIA sering membelai kita dengan cinta-NYA? Bukti? Selama ini kita hidup, siapa yang bagi nyawa? Selama ini kita makan siapa yang beri rezeki? Nikmat Allah yang manakah yang ingin kamu dustakan? Apa yang terucap pada bibir harus seiring dengan hati. Mengucapkan kata rindu dan cinta pada DIA dan Rasul-NYA sedangkan di hati masih ada 'virus' yang tidak halal sering bertandang dan bertamu di sanubari. Sering menungkapkan rasa rindu dan cinta pada DIA dan Rasul-NYA sedangkan diri masih lagi bergelumang dengan maksiat dan dosa yang sudah nyata haram hukumnya. Aku bukan mahu memprovok diri kalian atau sesiapa. Bahkan hanya mahu mengigatkan diri sendiri juga orang lain. Tepuk dada, tanya iman. Ikhlaskah kita mengucapkan kata rindu dan cinta itu? Sungguh. Aku tidak mampu menebak atau meneka apa yang ada dalam hatimu. Kerana aku hanyalah hamba. Yang tahu, hanya kamu dan DIA. Muhasabah diri. Andai benar cintakan DIA dan Rasul-NYA, apa buktinya? Sekali lagi, biarkan imanmu berbicara. Bisukan nafsumu buat seketika, bahkan kalau mampu, buat selama-lamanya.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan